Kemajuan Artificial Intelligence (AI) begitu pesat sehingga dikhawatirkan dapat memicu ancaman serius, termasuk senjata biologis yang berpotensi menyebabkan kepunahan manusia. Para ilmuwan terkemuka memperingatkan bahwa AI bukan sekadar alat teknologi, tetapi bisa menjadi bencana bagi umat manusia jika disalahgunakan.

Baca Juga:
Apakah AI Mendekati Kecerdasan Manusia? Ini Kata Elon Musk!
Prediksi CEO Google: Keterkaitan Masa Depan Manusia dan AI

Peringatan dari Para Ahli

Dalam sebuah laporan, para ahli menekankan bahwa jika AI jatuh ke tangan yang salah, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk memproduksi senjata biologis. Profesor Philip Torr dari University of Oxford menegaskan pentingnya tindakan nyata dari para pemimpin dunia untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh AI. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menghentikan pengembangan AI yang dapat digunakan dalam perang biologis atau nuklir.

Kejahatan Siber dan Manipulasi Sosial

AI telah terbukti lebih unggul dari manusia dalam berbagai tindakan jahat seperti peretasan, kejahatan siber, dan manipulasi sosial. Kurangnya regulasi yang efektif membuat potensi penyalahgunaan AI semakin tinggi. Para ahli percaya bahwa AI dapat segera menjadi ancaman yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Chatbot AI dan robot manusia di masa depan dapat memanipulasi kepercayaan manusia dan mempengaruhi pengambil keputusan untuk mencapai tujuan jahat.

Perlindungan dari Penyalahgunaan AI

Laporan tersebut memperingatkan bahwa AI bisa menyalin algoritma mereka di seluruh jaringan server global untuk menghindari campur tangan manusia. Jika dibiarkan, perkembangan AI bisa menyebabkan hilangnya nyawa dalam skala besar, serta marginalisasi atau kepunahan umat manusia.

Regulasi Ketat Diperlukan

Para ahli menyatakan bahwa peraturan harus dibuat oleh pemerintah, bukan oleh perusahaan teknologi itu sendiri. Stuart Russell, Profesor Ilmu Komputer di Universitas California di Berkeley, menyatakan bahwa peraturan ketat diperlukan untuk mengendalikan perkembangan AI. Ia juga menyoroti bahwa lebih banyak peraturan diterapkan pada toko sandwich dibandingkan perusahaan AI, yang menunjukkan betapa lemahnya regulasi saat ini.

Baca Juga:
Apakah Sistem AI Bisa Dipercaya?
5 Rekomendasi AI Pembuat Gambar Keren dan Mudah Digunakan

Kesimpulan

Sebanyak 25 pakar akademis AI terkemuka di dunia, termasuk Geoffrey Hinton dan Andrew Yao, menandatangani laporan tersebut. Mereka menyerukan regulasi ketat oleh pemerintah untuk memastikan perkembangan AI yang aman dan terkendali. Meningkatkan kemampuan AI tanpa memahami cara membuatnya aman adalah tindakan yang sangat sembrono, dan saatnya untuk serius menangani potensi risiko yang ditimbulkan oleh teknologi ini.

AI

Tagged in: